LAPORAN KEGIATAN FIELD TRIP OBSERVASI PABRIK SEPATU TOMKINS DAN PABRIK TEH
LAPORAN
KEGIATAN FIELD TRIP
OBSERVASI
PABRIK SEPATU TOMKINS DAN PABRIK TEH
DISUSUN OLEH : AINA PUTRI SEKAR ARUM
NIS : 181910080
KELAS : X IPA 3
PEMERINTAH
KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS
PENDIDIKAN
SMA
NEGERI 7 KOTA TANGERANG SELATAN
Villa
Melati Mas Blok J, Serpong Utara 15326 Telp.02115388818 Fax. 021- 53153677
Email:
sman7tangsel@yahoo.com
Hari,
tanggal : Kamis, 11 Oktober
2018
Nama Kegiatan : Field Trip
Jenis
Kegiatan : Observasi
Tempat Observasi : PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
(Pabrik Sepatu Tomkins) dan PT. Perkebunan Nusantara VIII (Teh Walini - Bandung)
Ketua Pelaksana Pembimbing/Guru Mata Pelajaran
Nanang Sayuti, M.Pd Danan Jaya, S.Pd,MM
NIP.196808062008011009 NIP. 198112012010011012
Mengetahui,
Wali Kelas X IPA 3
Eko Nugroho, S.Pd
NIP.20120716015
i
Segala puji syukur saya
panjatkan atas kehadiratAllah SWT., yang senantiasa melimpahkan Rahmat-nya dan
kasih-nya,atas anugrah hidup dan kesehatan yang telah saya terima,serta
petunjuk-nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi saya dalam
penyusunan Laporan hasil Observasi ini.
Laporan Observasi ini
disusun untuk memenuhi nilai tugas Bahasa Indonesia SMA Negeri 7 Kota Tangerang
Selatan. Saya mengucapkan terim kasih kepada Bapak Danan selaku guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya dalam penyelesaian
Laporan hasil Observasi ini.
Saya menyadari banyak
kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Saya sangat memerlukan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar Laporan hasil
Observasi ini menjadi lebih baik.
Harapan saya,semoga
karya tulis ini membawa manfaat bagi kita,setidaknya untuk sekedar membuka
cakrawala berpikir kita tentang kota Bandung. Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan ini.
Tangerang Selatan, 13 Oktober 2018
Penulis
Aina
Putri Sekar Arum
NIP.181910080
ii
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................................................
1
1.2 Tujuan.............................................................................................................................. 1
1.3 Waktu
Dan Tempat.......................................................................................................... 2
1.3.1 Waktu dan Tempat PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk............................... 2
1.3.2 Waktu dan Tempat PT Perkebunan Nusantara VIII. ........................................... 2
1.4 Manfaat Observasi............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN PT.
PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK. (PABRIK SEPATU TOMKINS)
2.1 Sejarah
Berdirinya Perusahaan..........................................................................................3
2.2 Tujuan Didirikannya Perusahaan........................................................................................ 4
2.3 Peta Lokasi........................................................................................................................ 4
2.4 Sumber Daya Manusia ......................................................................................................5
2.4.1
Struktur Kepegawaian ..................................................................................................... 5
2.4.2 SDM yang terserap.............................................................................................. 5
2.4.3 Rekruitmen.......................................................................................................... 6
2.5 Jenis
Produk Yang Dihasilkan.......................................................................................... 6
2.5.1 Bahan Untuk Membuat Sepatu Tomkins............................................................. 6
2.5.2 Proses Pembuatan................................................................................................ 7
2.5.3 Manfaat Produk Yang Dihasilkan........................................................................ 9
2.5.4
Sasaran Konsumen ...............................................................................................10
2.5.5
Pemasaran Produksi............................................................................................ 10
2.6 Pengelolaan Limbah...........................................................................................................10
iii
2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan................................................................................
11
2.2 Tujuan Didirikannya Perusahaan..............................................................................
12
2.3 Peta Lokasi...............................................................................................................
12
2.4 Sumber Daya Manusia.............................................................................................
13
2.4.1 Struktur Kepegawaian.................................................................................
13
2.4.2 SDM yang terserap......................................................................................
13
2.4.3 Rekruitmen..................................................................................................
13
2.5 Jenis
Produk Yang Dihasilkan..................................................................................
14
2.5.1 Bahan Untuk Membuat teh Walini..............................................................
14
2.5.2 Proses Pembuatan........................................................................................
14
2.5.3 Manfaat Produk Yang Dihasilkan................................................................
15
2.5.4
Sasaran Konsumen...................................................................................................
15
2.5.5
Pemasaran Produksi.................................................................................................
15
2.6 Pengelolaan Limbah..................................................................................................
15
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
17
3.2 Saran..........................................................................................................................
17
LAMPIRAN....................................................................................................................... 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Primarindo
Asia Infrastructure Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
di industri alas kaki, meliputi
produksi dan pemasaran sepatu jenis sports atau casual
ke pasar lokal dan
internasional. Perusahaan didirikan pada tahun 1988 dengan nama
PT. Bintang Kharisma, dengan
status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pada tahun 1994, perusahaan
telah mencatatkan dan menjual sahamnya di Bursa
Efek Jakarta, dan menjadi PT.
Bintang Kharisma Tbk. Pada tahun 1997, mengganti
nama dari PT. Bintang Kharisma
Tbk menjadi PT. Primarindo Asia Infrastructure
Tbk. (Annual Report PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk, 2012 : 4).
PT.Perkebunan
Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk berdasarkan PP No. 13
Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan penggabungan kebun-kebun di wilayah
Jawa Barat dari eks PTP XI, PTP XII dan PTP XIII. Perusahaan ini mengelola dan
mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri serta usaha-usaha terkait
lainnya, dan terus-menerus mempertahankan dan mengembangkan kesinambungan
perusahaan yang sehat untuk dapat bersaing di pasar global.
SMA Negeri 7
Kota Tangerang Selatan ingin mengetahui bagaimana cara pengelolaan yang
digunakan kedua perusahaan tersebut sehingga menjadi perusahaan besar . Maka,
SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan mengadakan kunjungan ke PT. Primarindo Asia
Infrastructure Tbk. dan PT Perkebunan
Nusantara VIII.
Berdasarkan
uraian diatas, untuk lebih mengetahui tentang sejarah, bentuk bangunan dan
lokasi, maupun peranan kedua perusahaan tersebut saya akan membuat sebuah
Laporan hasil Observasi yang berjudul
“Laporan hasil Observasi Pabrik Sepatu Tomkins dan Pabrik Teh Walini –
Bandung”
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui sejarah berdirinya
perusahaan
1.2.2
Mengetahui tujuan berdirinya perusahaan
1.2.3
Mengetahui letak berdirinya perusahaan
1.2.4
Mengetahui jenis produk yang dihasilkan
1.2.5
Mengetahui sumber daya manusia yang terdapat di perusahaan
1.3 Waktu dan Tempat
1.3.1 Waktu dan Tempat PT. Primarindo Asia Infrastructure
Tbk.
Waktu : Kamis, 11 Oktober 2018
Tempat : PT. Primarindo Asia
Infrastructure Tbk.
1.3.2 Waktu dan Tempat PT Perkebunan
Nusantara VIII.
Waktu : Jum’at, 12 Oktober 2018
Tempat
: PT Perkebunan Nusantara VIII.
1.4 Manfaat Observasi
1.4.1 Memperoleh wawasan dan pengetahuan dari obyek yang
dituju
1.4.2 Membuat
gambaran tentang industri bagi para siswa
1.4.3
Menghantarkan siswa menjadi tenaga professional yang berkualitas
2
BAB II
PEMBAHASAN PT. PRIMARINDO ASIA
INFRASTRUCTURE TBK.
(PABRIK SEPATU TOMKINS)
2.1 Sejarah Berdirinya PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
PT.Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didirikan pada
tanggal 1 Juli 1988 dengan nama PT.Bintang Kharisma dengan status Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) dan bergerak dalam bidang industri sepatu. Pada tahun
1994 telah mencatat dan menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan menjadi PT.
Bintang Kharisma. Pada tahun 1997 perusahaan merencanakan untuk melakukan
diversifikasi usaha ke bidang lain yang juga mempunyai prospek cerah. Untuk
itu, perusahaan mengganti nama menjadi PT.Primarindo Asia Infrastructure,
Tbk. Sebelum direncanakan diversifikasi dapat diterealisasi, kondisi ekonomi di
Indonesia mulai memburuk sehingga perusahaan memutuskan untuk menunda rencana
tersebut.
Pada tahun 2001, Perseroan memproduksi hanya
satu branded buyer yaitu merek REEBOK. Untuk mengantisipasi
risiko memutusan untuk menjadikan tahun 2001 sebagai tahun konsolidasi dan
mulai mempersiapkan usaha pengembangan pasar domestik.
Pada bulan april 2002,Perseroan menerima pemberitahuan dari
REEBOK International Limited sebagai single buyer dari
perseroan bahwa pesanan sepatu yang diberikan kepada perseroan hanya sampai dengan
bulan juli 2002, sehingga sejak bulan juli 2002 perseroan tidak lagi
memproduksi sepatu merek REEBOK.
PT.Primarindo Asia Infarstructure, Tbk bergerak dalam
bidang industri sepatu, khususnya sepatu olah raga dan memproduksi berbagai
fungsi berbagai fungsi dan ukuran. Selama ini produksi PT. Primarindo
Asia Infrastructure, Tbk didasarkan atas pesanan dari pelanggan yang
berasal dari luar negeri. Dengan demikian hampir seluruh sepatu olahraga hasil
produksi perseroan adalah untuk diekspor dan harus memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan oleh pembeli dengan desain yang dibuat perusahaan atau
pelanggan yang merupakan pemegang merek atau pemegang lisensi dari merek
terkemuka.
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk telah dipercaya
memproduksi merek terkenal seperti OsKhos B’Gosh, Cheasepeaks, Body Glove, US
Atlentic, PUMA, dan Avia. Tahun 1996 dari dua buyer besar, yaitu
Reebok dan Fila. Pada tahun 2000 dalam pengembangan pasar domestik telah
memproduksi Tomkins.
3
2.2 Tujuan didirikannya Perusahaan PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
Tujuan didirakannya PT. Primarindo
Asia Infrastructure Tbk. atau yang kita kenal juga dengan pabrik sepatu Tomkins
adalah untuk memproduksi berbagai macam sepatu seperti sepatu sekolah dan
sepatu olahraga, serta bertujuan untuk memasarkan hasil produksi mereka.
2.3 Peta Lokasi PT. Primarindo Asia
Infrastructure Tbk.
4
2.4 Sumber Daya Manusia
2.4.1 struktur
kepegawaian PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
2.4.2 SDM yang terserap
Kualitas sumber daya manusia adalah peranan
yang sangat penting untuk menyongsong majunya perusahaan ini. Dan perusahaan PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk. mempekerjakan para warga sekitar serta
beberapa pekerja hasil seleksi PT.Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
5
2.4.3 Rekrutmen
Perseroan menganut prinsip keterbukaan serta kesetaraan
perlakuan atas seluruh karyawan. Prinsip ini diterapkan sejak dari
rencana kebutuhan karyawan, kriteria yang dibutuhkan, pengumuman karyawan
melalui publikasi luas, proses seleksi dan pengujian akhir yang melibatkan unit
kerja yang membutuhkan. Keputusan atas pemilihan karyawan tidak
didasarkan atas gender, ras, maupun agama.
Perseroan tidak mempekerjakan karyawan di bawah umur sesuai
dengan ketentuan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Calon karyawan
yang terpilih, sebelum dipekerjakan akan mengikuti masa pelatihan di Balai
Latihan Kerja. Semua biaya termasuk biaya penginapan sementara (bagi yang
dari luar kota), uang transport dan uang makan selama masa pelatihan ditanggung
oleh Perseroan. Setelah lulus dari Balai Latihan Kerja, calon karyawan
akan diterima bekerja sebagai karyawan baru di Perseroan. Selanjutnya karyawan
mendapat uraian tugas masing-masing dan rencana kerja yang akan dinilai pencapaiannya
secara berkala. Bagi karyawan yang mempunyai prestasi, Perseroan
memberikan kesetaraan penghargaan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Perseroan mengijinkan karyawan untuk mengikuti berbagai
organisasi baik yang terkait langsung dengan operasional bisnis maupun tidak,
sejauh tidak mempunyai resiko terhadap operasional perusahaan. Semua
karyawan Perseroan mendapatkan hak atas upah/gaji dan tunjangan yang terkait
dengan jabatan dan penugasannya.
Manajemen kinerja diterapkan dengan tujuan untuk memastikan
bahwa karyawan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan target kinerja yang
telah ditetapkan. Proses manajemen kinerja meliputi penyusunan rencana
kerja, pelaksanaan proses monitoring, coaching dan counseling oleh atasan,
evaluasi kinerja dan penetapan imbalan dan hukuman sebagai konsekuensi atas
kinerja yang dihasilkan.
2.5 Jenis Produk Yang dihasilkan
2.5.1
Bahan untuk membuat Sepatu Tomkins
1. Bahan yang bisa dibentuk jadi kap
sepatu seperti bahan dari kulit asli, Canvas, synthetic, Suede, denim dll
2. Lem Putih
3. Lem Kuning.
4. Kertas pengeras
5. Sol Sepatu
6. Bensin
7. Pen Khusus
8. Benang Nilon super kuat.
9. Alas dalam untuk pasangan penempelan
kap sepatu ( Bontek)
6
2.5.2 Proses Pembuatan
Umumnya konstruksi sepatu
terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :
a) Upper
b) Bottom
a) Upper
Upper sepatu adalah
bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung depan sepatu,
sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang.
Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic atau kulit
(leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
b) Bottom
Bagian bottom dari
sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya orang
menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dan ada
juga yang menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane).
1. Upper Components Cutting
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk
menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather)
dipotong membentuk pola-pola ( Cardsboard patterns ) yang telah
ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan
mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting
dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan
yang akan dikerjakan.
2. Stitching / Sewing
Pada proses ini
pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian
dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan
ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini
dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian
yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper
sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production
Outsole, merupakan
Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah. Karakteristik outsole
yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air. Untuk
sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan gabungan
dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi yang
diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing
jenis bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU
dll.
Proses pembuatan outsole terdapat 2
jenis, yaitu molding dan injection.
7
4. Insole production
Insole, merupakan
bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang dipakai untuk
insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu.
Berikut proses pembuatan insole.
5. Stock Fitting
Beberapa jenis outsole
bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun ada juga beberapa jenis
bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini adalah
merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu,
yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu.
Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang
berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara mengelem/cementing.
6. Assembly
Pada bagian inilah
perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa upper dan
bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi
dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di
divisi stockfit dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu.
Hal-hal penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut.
a. Laste
Saat memasuki proses
assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”, dengan size yang
sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur kaki
digunakan laste. Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang
berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya
memiliki laste yang berbeda dengan jenis kaki orang
Eropa.
b. Penyatuan Upper dan Midsole
Beberapa sepatu yang
menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan menggunakan mesin
Toelast – Healast.
Toelasting machine
menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe. Sedang
Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama.
Adapula sepatu jenis
stroble, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena Upper
dan midsole disatukan dengan cara di jahit.
Setelah proses ini,
Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses pemanasan
/ heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik sehingga
mengikuti kontur permukaan laste.
8
c. Treatment Upper - Bottom
Sebelum disatukan,
permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus di
Treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk
membersihkan contact surface, membuka pori-pori permukaan bottom
dengan penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan Heating.
d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan
menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
Secara teoritis
material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit ditreament (
melalui proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses
penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas.
Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material.
Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu
dilewatkan dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin
dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan
diatas conveyor yang melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
Proses ini merupakan
akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan.
Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian
akan di-packing ke dalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan di
gudang final product.
Keseluruhan proses Assembling, bisa
dilihat dalam vidio berikut, saya menggunakan proses assembling Adidas.
Beberapa tahapan tampak tidak sama dengan yang saya sampaikan, ini erat
kaitannya dengan aplikasi teknologi. Semoga Vidio ini memberikan
masukan yang sangat berharga bagi praktisi, bahwa industri sepatu tidak selalu
identik dengan midle teknologi, namun penggunaan high tech merupakan hal yang
mungkin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi, quality, dan produktivitas.
2.5.3 Manfaat Produk yang dihasilkan
Sepatu merupakan barang yang sangat
berguna bagi setiap orang, karena jika ketika kaki terluka atau kaki tanpa
perlindungan maka dengan memakai sepatu bisa melindunginya dari terik
matahari atau hujan.Dengan memakai sepatu, bisa membuat orang menjadi lebih
Percaya Diri. Selain untuk pergi bekerja atau ke sekolah, sepatu sangat berguna
untuk kehidupan sehari-hari misalnya untuk pergi ke pertemuan resmi maupun
untuk olah raga, untuk pergi ke pesta teman atau pacar, untuk kencan, untuk
menonton bioskop juga bisa supaya terkesan elegant jika ada teman yang melihat
penampilan seseorang.
2.5.4 Sasaran Konsumen
Sasaran
pemasaran produk ini adalah kepada berbagai kalangan masyarakat, dan selalu
membuat model model terbaru minimal 50 model setiap tahunnya untuk menarik
minat para konsumen.
2.5.5 Pemasaran Produk
Sepatu
Tomkins dipasarkan melalui para distributor dan disebar di berbagai tempat
seperti di factory outlet yang berada di pabrik sepatu itu sendiri dan
ditempatkan di berbagai factory outlet yang
tersebar di berbagai tempat perbelanjaan.
2.6 Pengelolaan Limbah
Limbah buangan sisa proses produksi sepatu PT. Primarindo
Asia Infrastructure, Tbk merupakan limbah padat. Limbah tersebut tidak terlalu
memberikan dampak negatif bagi lingkungan karena bahan yang digunakan dalam
proses produksi tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Perusahaan
melakukan kerjasama dengan Lembaga Keamanan Masyarakat Desa (LKMD) Rancabolang
dalam kegiatan pengelolaan limbah industri. LKMD bertugas untuk menampung
limbah padat sisa proses produksi dan kemudian membuangnya.
10
BAB III
PEMBAHASAN PT. Perkebunan Nusantara
VIII
(Teh Walini - Bandung)
3.1 Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan
Nusantara VIII
Perusahaan perkebunan
milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan perkebunan milik
pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis menjadi
milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957 – 1960 dalam rangka
nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta
Belanda/Asing (antara lain : Inggris, Perancis dan Belgia) dibentuk
PPN-Baru cabang Jawa Barat.
Dalam periode 1960 –
1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan PPN-Baru
menjadi : PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN
Kesatuan Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat
V.
Selanjutnya selama
periode 1963 – 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan
perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman
VIII, PPN Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh
dan kina, serta PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola
tanaman karet. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan,
pada periode 1968 – 1971, PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga
Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68 kebun, yaitu :
- PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI
- PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII;
- PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.
Sejak tahun 1971, PNP
XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan
(Persero). Dalam rangka restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994
sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT
Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group
Jabar.
Selanjutnya sejak
tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan
XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).
90% saham pemerintah Indonesia di
PTPN VIII dialihkan ke PTPN III dan menjadikan PTPN III sebagai holding BUMN
Perkebunan
11
3.2 Tujuan didirikannya PT. Perkebunan
Nusantara VIII
Tujuan didirakannya PT. Perkebunan Nusantara VIII, atau yang
kita kenal juga dengan nama pabrik teh Walini adalah pabrik yang memproduksi teh dalam berbagai macam varian
rasa.
3.3 Peta Lokasi PT.
Perkebunan Nusantara VIII
12
3.4 Sumber Daya Manusia
3.4.1 Struktur Kepegawaian
3.4.2 SDM yang terserap
Kualitas sumber daya manusia adalah
peranan yang sangat penting untuk menyongsong majunya perusahaan ini. Dan perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VIII cabang Bandung ini mempekerjakan para warga
sekitar perkebunan teh dan para ahli di bidang tertentu.
13
3.4.3 Rekruitmen
Persyaratan:
- Sarjana (S1) dari Fakultas / Jurusan
Pertanian: Budidaya Pertanian / Perkebunan, Sosial Ekonomi,
Ilmu Tanah, Hama dan Penyakit Tanaman, Kehutanan / Teknologi Hasil Hutan,
Hortikultura, Pemuliaan Tanaman / Bioteknologi / Kultur Jaringan, Teknologi
Pangan / Produk Pengolahan Hasil Pertanian, Peternakan (Kode: TAN)
Ekonomi: Akuntansi, Manajemen (Kode: EKO)
Teknik: Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Desain Interior, Teknik Informatika, Teknik Lingkungan (Kode: TEK)
Hukum: Ilmu Hukum (Kode: SOS I)
Pariwisata: Manajemen Pariwisata, Manajemen Room Division (Kode: SOS II)
Psikologi: Psikologi Industri & Organisasi (Kode: SOS III)
Ilmu Sosial: Kearsipan, Komunikasi Massa, Pengelolaan Aset (Kode: SOS IV)
Ekonomi: Akuntansi, Manajemen (Kode: EKO)
Teknik: Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Desain Interior, Teknik Informatika, Teknik Lingkungan (Kode: TEK)
Hukum: Ilmu Hukum (Kode: SOS I)
Pariwisata: Manajemen Pariwisata, Manajemen Room Division (Kode: SOS II)
Psikologi: Psikologi Industri & Organisasi (Kode: SOS III)
Ilmu Sosial: Kearsipan, Komunikasi Massa, Pengelolaan Aset (Kode: SOS IV)
2. Kode ditulis di sebelah kanan atas
amplop
3. IPK minimal 3,00 (PTS) dan 2,75 (PTN)
pada skala 4.
4. Usia maksimum 28 tahun untuk S1
5. Bersedia ditempatkan di seluruh
pelosok Jawa Barat dan Banten.
6. Kode TAN, TEK, SOS I diutamakan laki-laki
14
3.5 Jenis Produk yang dihasilkan
3.5.1
Bahan untuk membuat teh Walini
1. Ekstrak melati 60%
2. Teh hitam 40%
3. Perisa buah buahan (lemon, lechi dll)
3.5.2 Proses Pembuatan
1. Proses pelayuan
Daun teh segar yang telah dipetik
dilayukan dengan melakukan pemanasan agar kadar air yang terkandung berkurang
65-70 persen. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas (bisa juga
dijemur). Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling dengan baik.
2. Penggilingan
Daun teh yang telah dilayukan masuk
pada tahap penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling untuk memecah
sel-sel daun. Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan
pasar. Daun teh ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi
serbuk.
3. Pengayakan
Di sini dilakukan pemisahan bagian
yang halus (bubuk) dan bagian yang kasar sehingga diperoleh bubuk yang seragam,
supaya hasil fermentasi sempurna dan pengeringan dapat merata
4. Fermentasi
Tahap ini adalah untuk memperoleh
aroma, rasa dan warna air seduhan seperti yang dikehendaki, sebagai akibat
reaksi kimia yang terjadi selama fermentasi.
1. Pengeringan
Pasca fermentasi dilakukan
pengeringan dengan mesin agar suhu yang dihasilkan stabil dan menghasilkan
kualitas teh yang baik. Pengeringan dilakukan dengan suhu sekitar 90-120°C
kurang lebih selama 20 menit sampai kadar air dalam daun teh mencapai 2-3
persen. Pada proses ini sekaligus juga mematikan kuman, mengingat daun teh yang
diolah tidak melewati proses pencucian.
2. Sortasi
Tahap ini adalah untuk klasifikasi
jenis dan mutu teh kering. Dilakukan pembersihan teh kering dari potongan serat
dan batang, dan memisahkan jenis-jenis mutu teh sesuai ukuran yang dikehendaki
pasar, apakah akan jadi teh celup, teh saring, teh seduh, dsb.Sebanyak 90
persen teh produksi Perkebunan Ciater diekspor atas permintaan pasar luar
negeri dengan harga (saat ini) 3,5 dolar AS. Hanya 10 persen saja yang
dipasarkan di dalam negeri. Di antaranya dipasarkan dengan brand Walini.
3.5.3 Manfaat Produk yang dihasilkan
1. Membantu diet
2. Menyehatkan tulang
3. Menyehatkan kulit
4. Menurunkan kolestrol
5. Mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson
6. Menenangkan pikiran
7. Mengurangi resiko penyakit kanker
3.5.4 Sasaran Konsumen
Sasaran pemasaran produk ini adalah
kepada berbagai kalangan masyarakat, dan selalu membuat variasi dan inovasi
varian rasa untuk menarik minat para konsumen.
3.5.5 Pemasaran Produk
Produk Teh Walini saat ini dapat
diperoleh dengan mudah dibeberapa distributor dan toko eceran di seluruh Indonesia seperti Alfamart, Borma, Circle K, Hypermart, Lotte Mart, Lion Superindo, Yogya dan Yomart. Saat ini, gerai Walini sudah mulai ada di outlet-outlet
seperti Walini Tea Gallery Jalan Dago no. 92, Stamp Factory Outlet, Oasis
Factory Outlet, Bandara Husein Sastranegara, & Tahu Lembang (setiap Sabtu dan Minggu).
15
3.6 Pengelolaan Limbah
Limbah padat industri teh ternyata
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain menjadi bahan baku
pembuatan papan partikel dan pupuk organik.
1. Pupuk
Organik
Ampas teh yang akan dijadikan pupuk tanaman, diproses melalui pengolahan secara
termofil. Caranya, ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau
tempat khusus yang telah disediakan, kemudian dan didinginkan selama satu
hari. Mikroorganisme ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian dan
dilanjutkan dengan proses pembalikan dalam seminggu sekali. Kompos siap
digunakan setelah proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih satu bulan.
2. Papan
Partikel
Selain
dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pupuk organik dan papan partikel, ampas
teh juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif adsorben pada limbah cair
industri tekstil. Menurut Retnowati (2005), zat warna dalam limbah cair
industri tekstil mengandung logam berat, seperti zat warna amaran yang
mengandung merkuri, arsenat, timah, serta kadmium dengan konsentrasi satu
sampai sepuluh ppm.
Selain
itu limbah cair industri tekstil juga mengandung biru metilen dimana dalam
dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri pada mulut dan dada, sakit
kepala, keringat berlebihan, dan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan ampas
teh dapat digunakan sebagai adsorben larutan amaran dan biru metilen untuk
mengganti karbon aktif yang cenderung memakan biaya lebih besar.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama saya mengikuti kunjungan
industri di PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. (Pabrik Sepatu
Tomkins) dan PT. Perkebunan Nusantara VIII (Teh Walini - Bandung). Saya dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
a. PT. Primarindo Asia Infrastructure
Tbk. adalah sebuah PT. yang bergerak di bidang sepatu terutama di bidang sepatu
olahraga yang berpusat di Bandung, Jawa Barat.
b. PT. Perkebunan Nusantara adalah nama dari
empat belas Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan di
seluruh Indonesia. Dan PT. Perkebunan Nusantara VIII ini bergerak di perkebunan
bidang teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca yang terletak di
kota Bandung, Jawa Barat.
c. Kegiatan ini sangat mendidik dan
memberikan banyak ilmu pengetahuan terutama di bidang industri, agar seluruh
anak didik mampu lebih maju dan unggul di masa yang akan datang.
4.2 Saran
Dari hasil laporan observasi yang
saya lakukan, saya akan memberikan saran untuk perusahaan sebagai berikut :
1. Pada pabrik Tomkins perlu di
tingkatkan lagi pendingin ruangannya, terutama di ruang pertemuan karena hawa
panas sangat menyelimuti ruangan itu.
2. Pabrik sepatu Tomkins perlu
meningkatkan lagi kualitasnya agar nilai jual sepatu Tomkins semakin menikat
dan terkenal hingga mancanegara.
17
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusDear : Custumer Import & Domestics
BalasHapusKami dari TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
Services Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Berikut Attecment terlampir.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang ingin dipertanyakan, silahkan hubungi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.logistics@gmail.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT. TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : andijm.logistics@gmail.com, cs@twinlogistics.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id